Verifikasi Pelisensi Buncis Balitsa-2
Tapos (23/9) – Balai Informasi Standar Instrumen Pertanian (BISIP) bersama Balai Pengujian Standar Instrumen Tanaman Sayuran (BPSITS) dan Pusat Standardisasi Instrumen Hortikultura (PSIH) pagi ini bertandang ke lahan pertanian di Tapos, Ciawi. Lahan tersebut merupakan lokasi penanaman benih varietas unggul Buncis Balitsa 1, Buncis Balitsa-2, dan Buncis Balitsa-3 bagi calon pelisensi dari pemanfaatan ATB Kementan, yaitu PT. Bukitmas Agritech International. Verifikasi dilaksanakan secara bersama-sama oleh Pihak BPSITS dan PSIH, serta BISIP yang berlaku sebagai mediator. Pelaksanaan verifikasi ke lapang ini juga menjadi tindak lanjut dari SOP mediasi internal yang telah dilakukan pada 9 September lalu di kantor BISIP.
Calon pelinsensi ini merupakan perusahaan yang sebelumnya juga melisensi beberapa varietas unggul milik Balitbangtan atau dalam hal ini PT. Bukitmas. Perusahaan ini sudah melaksanakan pemanfaatan Aset Tak Berwujud (ATB) atas varietas beberapa komoditas milik BPSITS dan milik BBPSI Biogen, selain juga telah memanfaatkan varietas publik domain dari BPSITAKA dalam rangka menghasilkan benih. Dalam pengantar mediasi, Nuning Nugrahani, Kepala BISIP menyampaikan terima kasih atas kepercayaan dari PT. Bukitmas yang mengajukan penambahan kerja sama lisensi atas 2 varietas buncis yang merupakan ATB BPSITS. Apresiasi dari komitmen PT. Bukitmas ini dianggap BISIP sebagai keseriusan sebagaimana tahun lalu sempat dilakukan monev juga di lokasi pemasarannya di Cibinong, dan saat ini secara langsung dilaksanakan monev di lahan yang sudah disewa untuk menjadi lokasi perbenihan buncis maupun komoditas lainnya. Presentasi company profile dilakukan oleh Bapak Gede Deny sebagai bentuk penyampaian keseriusan dari PT. Bukitmas dalam mengajukan permohonan lisensi atas 2 varietas unggul Buncis Tegak tersebut.
PT. Bukitmas merupakan perusahaan yang telah menjalin kerjasama lisensi sejak masih Balitbangtan, di tahun 2022 dengan 4 lisensi varietas yaitu Cabai Rawit Prima Agrihorti, Buncis Tegak Varietas Balitsa-1, serta Kedelai Sayur Varietas Biomax-1 dan Biomax-2. Hampir 80% produknya dijual secara free market melalui e-commerce Shopee, Lazada, Tokopedia dan juga melalui web Bukitmas sendiri, bahkan kemungkinan juga bahkan akan membuka potensi penjualan melalui TikTok Shop, ungkap Gede Deny.
Dari Dr. Joko Pinilih, perwakilan BPSITS, diinformasikan bahwa secara performa Buncis Tegak Varietas Balitsa-2 memang lebih seragam dengan produk akhir sebagai baby buncis dan menjadi permintaan pasar kelas supermarket juga. Sedangkan untuk Varietas Cabai Tanjung, prospek pasarnya bagus bagi kelas konsumen Jawa Tengah yang lebih menyukai pedas yang sedang, berbeda dengan kelas konsumen cabai di Jawa Barat yang menginginkan tingkat kepedasan yang tinggi. Demikian pula jika dibandingkan cara penyajiannya, dimana cabai diiris kecil-kecil lebih disukai di Jawa Tengah, sedangkan di Jawa Barat menyukai yang diuleg, ungkapnya lagi.
Buncis Tegak Varietas Balitsa-2 yang sebelumnya hanya diperoleh sedikit benih dari UPBS BPSITS sebagai benih ujicoba, telah ditanam oleh PT. Bukitmas dan hasilnya sangat baik dengan buah yang cukup rimbun dalam setiap pertanaman, terlepas adanya perngaruh agroklimat yang mendukung di lokasi lahan Tapos sebagai dataran yang mencapai 1700 mdpl. Kepala BISIP juga menyampaikan kepentingan agar nantinya dalam perjanjian lisensi, dapat dimuat juga pasal penerapan SNI apabila telah disusunnya pengembangan SNI terkait dengan buncis. Seperti halnya dari PT. Bukitmas saat ini juga didorong untuk menerapkan Standar Manajemen Mutu (SMM) untuk benihnya dengan penerapan ISO 9001:2015. Kedepan, PT Bukitmas juga bisa menjadi salah satu mitra dari SNI Bina UMK, untuk membuka peluang naiknya upscaling dari komersialisasinya sehingga penjualan bisa lebih meningkat lagi, ungkap Nuning lagi.